METODE DAN STRATEGI PENDIDIKAN
Dosen
Prodi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Sultan Amai Gorontalo
Abstrak :
Metode pendidikan memiliki peran yang stategis dalam mencapai
tujuan pendidikan. Tanpa metode, proses pencapaian tujuan pendidikan akan
terhambat bahkan tidak berhasil sama sekali. Konsep Metode pendidikan tergambar
dalam peristiwa pambelajaran sebagaimana yang dijelaskan secara perinci dalam
buku Ahmad Izzan, Saehudin yang berjudul Tafsir Pendidikan : Konsep Pendidikan
Berbasis Al-qur’an. Pendidik atau guru harus menguasai banyak metode dalam
melaksanakan kegiatan mendidik. Al-qur’an merupakan pedoman hidup, termasuk
pedoman dalam penyelenggaran pendidikan. Al-qur’an disajikan dalam berbagai bentuk metode yang sangat menarik
sehingga memudahkan bagi mereka yang tertarik untuk mempelajarinya. Bagi
seorang pendidik, penggunaan beberapa metode seperti metode yang termuat dalam
al-qur’an merupakan sebuah keharusan.
Secara sederhana, metode dapat diartikan sebagai cara untuk
menyampaikan suatu nilai tertentu dari si pembawa pesan (guru) kepada si
penerima pesan (siswa/murid). metode diartikan sebagai tindakan-tindakan
pendidik dalam lingkup peristiwa pendidikan untuk mempengaruhi siswa kearah
pencapaian hasil belajar yang maksimal sebagaimana terangkum dalam tujuan
pendidikan. Metode juga dapat disebut sebagai alat yang digunakan untuk
menciptakan proses pendidikan, menumbuhkan kegiatan yang berifat edukatif, dan
meningkatkan mutu pendidikan.
Kata Kunci : Metode,
Strategi Pendidikan
I.
Pengantar
Beberapa
istilah yang hampir sama dengan strategi pendidikan yaitu pendekatan, metode,
teknik, atau taktik dalam pendidikan. Pendekatan menetapkan arah umum atau
lintasan yang jelas untuk pendidikan yang mencakup komponen yang lebih tepat
atau perinci.
Dapat juga
dikatakan bahwa metode atau pendekatan merupakan udut pandang bagi guru, dosen,
atau instruktur pengembang terhadap proses pembelajaran. Metode merupakan upaya
untuk mengimplementasikan rencana yangg udah disuun dalam kegiatan nyata agar
tujuan tersebut tercapai secara optimal. metode digunakan untuk merealisasikan
strategi yang telah ditetapkan.
II.
Pembahasan
Dalam
pendidikan islam, pengajaran agama islam mencakup pembinaan keterampilan,
kognitif, dan efektif yang menyangkut pembinaan rasa iman, dan rasa beragama
pada umumnya. metode pendidikan islam merupakan cara yang paling tepat yang
harus dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan
islam kepada anak didik. Metode merupakan cara mengolah, menyusun dan
menyajikan materi pendidikan islam agar dapat diterima dan dimiliki oeleh anak
didik dengan mudah. Metode pendidikan ini biasa disebut “thariqatut
Tarbiyah” atau “thariqatur tahzib”.
Al-qur’an mengintroduksikan dirinya sebagai petunjuk bagi manusia
dan mengandung penjelasan-penjelasan atas petunjuk itu serta garis pemisah
antara yang hak dan batil. Metode pendidikan yang seyogianya diterapkan dalam
pendidikan adalah metode-metode yang sesuai dengan kondisi dan situasi sarta
karakter manusia itu sendiri, dan Aal-qur’an sendiri menawarkan metode itu.
Karakteristik pokok dari metode Qurani terletak pada keutuhannya
sebagaimana karakteristik manusia sebagai makhlik tuhan yang utuh. sebagai ciri
khusus dalam metode Qurani adalah penyajiannya dapat menyentuh berbagai aspek
kepribadian anak didik, dimana pesan nilai disajikan melalui beberapa bentuk
penyajian yang dapat menyentuh berbagai ranah (domain) peserta didik.
Dalam pendidikan Qur’ani dapat dikembangkan pula berbagai
metodelain yang seuai dengan prinsip dan tujuan pendidikan serta sifat dari
materi pendidikannya. Karena itu, konsep pendidikan Qurani bersifat terbuka dan
adaptif terhadap konsep lain yang selaras dengan prinsip-prinsip dasar ajaran
Al-qur’an tentang pendidikan salah satunya yaitu dalam Qur’an Surah Luqman ayat
1-19.
a.
Ayat dan Terjemahan
- الٓمّٓ
1.
Alif Lam Mim
- تِلۡكَ اٰيٰتُ الۡكِتٰبِ الۡحَكِيۡمِۙ
2.
Inilah ayat-ayat Al-Qur'an
yang mengandung hikmah
- هُدًى وَّرَحۡمَةً لِّلۡمُحۡسِنِيۡنَۙ
3.
sebagai petunjuk dan
rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan,
- الَّذِيۡنَ يُقِيۡمُوۡنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤۡتُوۡنَ الزَّكٰوةَ وَهُمۡ بِالۡاٰخِرَةِ هُمۡ يُوۡقِنُوۡنَؕ
4.
(yaitu) orang-orang
yang melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan mereka meyakini adanya akhirat.
- اُولٰٓٮِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنۡ رَّبِّهِمۡ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ
5.
Merekalah orang-orang
yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.
- وَمِنَ النَّاسِ مَنۡ يَّشۡتَرِىۡ لَهۡوَ الۡحَدِيۡثِ لِيُضِلَّ عَنۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ بِغَيۡرِ عِلۡمٍۖ وَّيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ؕ اُولٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عَذَابٌ مُّهِيۡنٌ
6.
Dan di antara manusia
(ada) orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan (manusia)
dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan
memperoleh azab yang menghinakan.
- وَاِذَا تُتۡلٰى عَلَيۡهِ اٰيٰتُنَا وَلّٰى مُسۡتَكۡبِرًا كَاَنۡ لَّمۡ يَسۡمَعۡهَا كَاَنَّ فِىۡۤ اُذُنَيۡهِ وَقۡرًاۚ فَبَشِّرۡهُ بِعَذَابٍ اَلِيۡمٍ
7.
Dan apabila dibacakan
kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah
dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya, maka
gembirakanlah dia dengan azab yang pedih.
- اِنَّ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا وَعَمِلُوۡا الصّٰلِحٰتِ لَهُمۡ جَنّٰتُ النَّعِيۡمِۙ
8.
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka akan mendapat
surga-surga yang penuh kenikmatan,
- خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَا ؕ وَعۡدَ اللّٰهِ حَقًّا ؕ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ
9.
mereka kekal di dalamnya, sebagai janji Allah
yang benar. Dan Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana.
- خَلَقَ السَّمٰوٰتِ بِغَيۡرِ عَمَدٍ تَرَوۡنَهَا وَاَ لۡقٰى فِى الۡاَرۡضِ رَوَاسِىَ اَنۡ تَمِيۡدَ بِكُمۡ وَبَثَّ فِيۡهَا مِنۡ كُلِّ دَآ بَّةٍ ؕ وَاَنۡزَلۡنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَنۡۢبَتۡنَا فِيۡهَا مِنۡ كُلِّ زَوۡجٍ كَرِيۡمٍ
10. Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia
meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkan
kamu; dan memperkembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang
bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan
padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.
- هٰذَا خَلۡقُ اللّٰهِ فَاَرُوۡنِىۡ مَاذَا خَلَقَ الَّذِيۡنَ مِنۡ دُوۡنِهٖؕ بَلِ الظّٰلِمُوۡنَ فِىۡ ضَلٰلٍ مُّبِيۡنٍ
11. Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah
diciptakan oleh (sesembahanmu) selain Allah. Sebenarnya orang-orang yang zhalim
itu berada di dalam kesesatan yang nyata.
- وَلَقَدۡ اٰتَيۡنَا لُقۡمٰنَ الۡحِكۡمَةَ اَنِ اشۡكُرۡ لِلّٰهِؕ وَمَنۡ يَّشۡكُرۡ فَاِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهٖۚ وَمَنۡ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِىٌّ حَمِيۡدٌ
12. Dan sungguh, telah Kami berikan
hikmah kepada Lukman, yaitu, ”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa
bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.”
- وَاِذۡ قَالَ لُقۡمٰنُ لِا بۡنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَىَّ لَا تُشۡرِكۡ بِاللّٰهِ ؕاِنَّ الشِّرۡكَ لَـظُلۡمٌ عَظِيۡمٌ
13. Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi
pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.”
- وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسٰنَ بِوَالِدَيۡهِۚ حَمَلَتۡهُ اُمُّهٗ وَهۡنًا عَلٰى وَهۡنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِىۡ عَامَيۡنِ اَنِ اشۡكُرۡ لِىۡ وَلِـوَالِدَيۡكَؕ اِلَىَّ الۡمَصِيۡرُ
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang
tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,
dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua
orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
- وَاِنۡ ۙ فَلَا جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنۡ تُشۡرِكَ بِىۡ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهٖ عِلۡمٌ تُطِعۡهُمَا وَصَاحِبۡهُمَا فِى الدُّنۡيَا مَعۡرُوۡفًاۖ وَّاتَّبِعۡ سَبِيۡلَ مَنۡ اَنَابَ اِلَىَّ ۚ ثُمَّ اِلَىَّ مَرۡجِعُكُمۡ فَاُنَبِّئُكُمۡ بِمَا كُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan
orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka
akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
- يٰبُنَىَّ اِنَّهَاۤ اِنۡ تَكُ مِثۡقَالَ حَبَّةٍ مِّنۡ خَرۡدَلٍ فَتَكُنۡ فِىۡ صَخۡرَةٍ اَوۡ فِى السَّمٰوٰتِ اَوۡ فِى الۡاَرۡضِ يَاۡتِ بِهَا اللّٰهُ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَطِيۡفٌ خَبِيۡرٌ
16. (Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan)
seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya
Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti.
- يٰبُنَىَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَاۡمُرۡ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَانۡهَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَاصۡبِرۡ عَلٰى مَاۤ اَصَابَكَؕ اِنَّ ذٰلِكَ مِنۡ عَزۡمِ الۡاُمُوۡرِۚ
17. Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang
makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.
- وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍۚ
18. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan
janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.
- وَاقۡصِدۡ فِىۡ مَشۡيِكَ وَاغۡضُضۡ مِنۡ صَوۡتِكَؕ اِنَّ اَنۡكَرَ الۡاَصۡوَاتِ لَصَوۡتُ الۡحَمِيۡرِ
19. Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
b. Analisis Mufradat
لقمان : Seorang tukang kayu berkulit hitam الحكمة :
Kebijakan dan kecerdiakan العظة : mengingatkan dengan cara baik الوهن : lemah الفصال :
menyapih الاصعر : memalingkan mata karena sombong مرحا : gembira yang diberangi rasa sombong المختل: orang yang bersikap angkuh dalam
perjalanan
الفخور : orang yang
membanggakan harta dan kedudukan اقصد:
bersikap sederhana اغضض : rendahkanlah dan kurangilah انكرالاصوات : suara yang paling buruk.
c.
Asbab Nuzul
Surat Luqman adalah
surat yang turun sebelum Nabi Muhammad saw berhijrah ke Madinah.Menurut
mayoritas ulama‟ semua ayat-ayatnya Makkiyah. Penamaan surat ini sangat wajar
karenanama dan nasehat beliau yang sangat menyentuh diuraikan disini, dan hanya
disebut dalam surat ini.Tema utamanya adalah ajakan kepada Tauhid dan
kepercayaan akan keniscayaan kiamat serta pelaksanaan prinsip-prinsip dasar
agama. Al-Biqa‟i berpendapat bahwa tujuan utama surat ini adalah membuktikan
betapa kitab Al-Qur‟an mengandung hikmah yang sangat dalam, yang mengantar
kepada kesimpulan bahwa yang menurunkannya adalah Dia (Allah) yang maha
bijaksana dalam firman-Nya. Dia memberi petunjuk untuk orang-orang yang
bertaqwa.Surat ini terdiri dari 33 ayat menurut ulama‟ Mekkah dan Madinah,
dan34menurut ulama‟ Syam, Kufah dan Bashrah.
` Asbabun Nuzul ayat 13 adalah
ketika ayat ke-82 dari surat Al-An‟am diturunkan, para sahabat merasa
keberatan. Kemudian mereka datang menghadap Rasulullah saw seraya berkata,
“Wahai Rasulullah, siapakah di antara kami yang dapat membersihkan keimanannya
dari perbuatan zalim?”Jawab beliau: “ Bukan begitu. Bukankah kau telah
mendengar wasiat Luqman Hakim kepada anaknya: Hai anakku, janganlah kau
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar
kezaliman yang besar. Sa‟ad bin Malik seorang lelaki yang sangat taat dan
menghormati ibunya. Ketika ia memelukislam, ibunya berkata: “Wahai Sa‟ad
mengapa kamu tega meninggalkan agamamu yang lama, memeluk agama yang baru.
Wahai anakku, pilihlah salah satu kau kembali memeluk agama yang lama atau aku
tidak makan dan minum sampai mati.” MakaSa‟ad kebingungan, bahkan ia dikatakan
tega membunuh ibunya. Maka Sa‟ad berkata: “ Wahai ibu, jangan kau lakukan yang
demikian, aku memeluk agama baru tidak akan mendatangkan madharat, dan aku
tidak akan meninggalkannya”. Maka Umi Sa‟ad pun nekad tidak makan sampai tiga
hari tiga malam. Sa‟ad berkata: “Wahai ibu, seandainya kau memilikiseribu jiwa
kemudian satu per satu meninggal, tetap aku tidak akan meninggalkan baruku
(islam). karean itu terserah ibu mau makan atau tidak”. Maka ibu itupun
makan.Sehubungan dengan itu, maka Allah swt menurunkan ayat ke-15 sebagai
ketegasan bahwa kaum muslimin wajib taat dan tunduk kepada perintah orang tua
sepanjang bukan yang bertentangan dengan perintah-perintah Allah SWT.
d. Hadits Terkait
عَنْ أَبِيْ مُوْسَى قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِي بَعْضِ اَمْرِهِ قَالَ
بَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُا (رواه مسلم)
Dari Abu Burdah dari Abu Musa, ia berkata Rasulullah SAW ketika mengutus
salah seorang sahabat di dalam sebagian perintahnya Rasulullah SAW bersabda
berilah mereka kabar gembira dan janganlah mereka dibuat lari dan
permudahkanlah manusia dalam soal-soal agama dan janganlah mempersukar mereka
(HR. Imam Muslim)
حَدَّثَنَا عَبْدَةُ
قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا ثُمَامَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَنَسٍ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا سَلَّمَ
سَلَّمَ ثَلَاثًا وَإِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا (رواه
البخارى)
Telah menceritakan kepada kami Abdah berkata, Telah
menceritakan kepada kami Abdushshamad berkata, Telah menceritakan
kepada kami Abdullah bin Al Mutsanna berkata; Tsumamah bin
Abdullah telah menceritakan kepada kami dari Anas dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam apabila memberi salam, diucapkannya tiga kali dan bila berbicara
dengan satu kalimat diulangnya tiga kali. (HR.
Imam Bukhori)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَافِلُ
اليَتِيْمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الجَنَّةِ
وَأَشَارَ مَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah r.a , Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : orang yang
menanggung hidup anak yatim atau yang lainnya, maka saya ( Nabi) dan dia
seperti ini di dalam syurga dan Imam Malik mengisyaratkan
seperti jari telenjuk dan tengah (HR. Imam Muslim)
e. Pendapat Ulama/Ahli
Menurut pendapat Ghazali, pekerjaan mengajar adalah termasuk karya
yang amat mulia dari seluruh pekerjaan yang dapat dilakukan oleh manusia.
Pandangan Ghazali terhadap karya mengajar ini dimasanya, memang amat
berpengaruh sekali kepada para pengajar dan amat merangsang kepada para
mubaligh. Sebenarnya pandangan Ghazali itu melahirkan kegotong-royongan dalam
dunia mengajar dan memberi pelajaran tanpa memikirkan materi, gaji dan honor.
Tetapi dewasa ini para Ulama dan para Mubaligh amat memperhitungkan materi dan
honor dari pekerjaan-pekerajaan mengajar dan bertabligh. Bukan di Indonesia
saja, bahkan di seluruh dunia Islam sebagaimana yang kita ketahui sendiri.
Bukankah amat bertentangan dengan ajaran Ghazali, bila untuk menjadi Khatib dan
Imam di hari-hari Jum’at, kita diberi dan menerima honor dan sedekah pula.
Ghazali menyimpulkan, tujuan pendidikan yan terakhir dalam kata
yang amat simpel dan terang sekali serta mudah di pahami, yaitu: “Keutamaan dan
pendekatan diri kepada Allah.” Biarpun beraneka ragam ilmu yang dipelajari,
biarpun beragam pula metode yang dituruti dan biarpun bertahun-tahun belajar,
namun tujuan itu tetap diletakkan di mata dan disematkan di hati. Bila tujuan
itu tidak tercapai dan tak dapat diujudkan oleh sang guru dan pelajar, maka
Ghazali menghukum pendidikan itu gagal total.
Ibnu Chaldun berpendapat, dalam mempelajari satu ilmu,
agar dibagi kepada tiga tahap sebagai berikut:
Tahap pertama:
Tahap ini dinamakan tahap permulaan. Di tahap ini ilmu
diberikan secara sederhana, belum terurai. Kepada pelajar diajarkan
masalah-masalah yang dianggap induk dan asal dari tiap-tiap bab. Demikianlah
sampai ke akhir ilmu tersebut. Tahap ini dewasa ini sama dengan tingkat Sekolah
Dasar, tingkat sekolah-sekolah rendah atau SD.
Tahap kedua
Guru-guru ditahap kedua ini mengulang kembali
pelajaran dari awal bab. Pelajaran lebih ditingkatkan dari tahap pertama.
Uraian diperluas dan diperinci. Sedang perbedaan pendapat mulai disinggung.
Demikianlah dituruti sistem itu sampai tamat pula ilmu tersebut. Dan di tahap
ini tentu pelajar telah memiliki ilmu itu. Menurut pendapat kita tahap kedua
ini sama dengan sekolah menengah pertama dan atas.
f. Kandungan Makna
Anak
adalah pemberian Allah Swt yang patut dijaga, dipelihara, dibimbing, dididik
dan juga harus dikembangkan segala potensinya sesuai dengan fitrahnya. Disisi
lain, anak adalah generasi penerus ummat. Islam telah mencatat sejarah
pendidikan di dalam kehidupan, bahwa betapa besar peran generasi penerus
terhadap keberhasilan suatu Bangsa. Pendidikan terhadap anak telah mendapatkan
tempat paling utama. Karena pendidikan adalah faktor yang sangat penting
terhadap perubahan sebuah peradaban, sehingga pendidikan tidak bisa pisahkan
dari kehidupan. Dengan melalui pendidikan dengan tujuan yang jelas dan terarah,
maka akan membawa perubahan peradaban suatu bangsa dapat terealisasikan.
Penelitian ini termasuk penelitian tafsir tarbawi yang mengkaji isi kandungan
Ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam perspektif pendidikan, maka penelitian ini tergolong
penelitian kualitatif, yaitu data-data yang diperoleh dari Al-Qur’an, Tafsir
dan Hadist. Analisis surah lukman ayat 13-18 menghasilkan beberapa pendidikan
anak dilingkungan keluarga, diantaranya Tanggung Jawab Pembinaan Tauhid Pada
Anak, Tanggung Jawab Pembinaan Akhlak Pada Anak, Tanggung Jawab Pembinaan Sikap
Pada Anak, Tanggung Jawab Pembinaan Sosial Anak, tanggung Jawab Pembinaan
Sholat Pada Anak. Hasil dari analisis penelitian ini semoga menjadi pedoman
bagi peneliti dan semua pembaca pada umumnya. Semoga dari hasil analisis
penelitian ini dapat memberikan pendidikan yang baik dan benar sesuai dengan
fitrah anak.
g. Pesan- Pesan Pendidikan
Anak
adalah aset terbesar bagi setiap orang tua. islami mengatakan, Anak yang
shaleh dan shalehah nantinya akan selalu mendoakan orang tua ketika telah
tiada. Oleh karena itu, wajib hukumnya bagi setiap orang tua untuk membimbing
anak dengan sepenuh hati agar bisa menjalani kehidupan dengan lebih baik.
Mengasuh dan mendidik anak menjadi tantangan tersendiri bagi setiap orang tua.
Kata bijak islami dapat digunakan sebagai contoh yang baik untuk Anda dalam
mendidik anak. Pasangan suami istri harus bekerja sama dengan baik untuk
mendapatkan kebahagiaan rumah tangga yang sempurna, dengan anak yang berbakti
dan berpendidikan. Tanggung jawab yang begitu besar untuk membuat anak kelak
menjadi seseorang yang berguna bagi nusa dan bangsa.
“Amalan yang paling baik adalah yang mampu
mendekatkan seseorang kepada Allah adalah berbakti kepada Ibu”. Ibnu Abbas
Sahabat Nabi Mendidik anak
untuk senantiasa berbakti kepada Ibu dan Bapak adalah salah satu hal penting
yang harus ditanamkan dari kecil. Bagaimanapun juga, anak harus paham bahwa
sudah menjadi kewajiban bagi mereka untuk berbakti kepada Ibu dan Bapaknya.
Agar anak dapat menghargai dan menghormati Ibu dan Bapaknya, Anda bisa
mengajarkan sikap sopan dan taat sedari kecil. Mengajarkan tidak hanya sekedar
memberitahu, namun dengan mencontohkannya untuk melakukan sikap-sikap yang baik
dan sopan. Anak adalah peniru yang ulung.
III.
Kesimpulan
Karakteristik pokok dari metode Qurani terletak pada keutuhannya
sebagaimana karakteristik manusia sebagai makhlik tuhan yang utuh. sebagai ciri
khusus dalam metode Qurani adalah penyajiannya dapat menyentuh berbagai aspek
kepribadian anak didik, dimana pesan nilai disajikan melalui beberapa bentuk
penyajian yang dapat menyentuh berbagai ranah (domain) peserta didik.
Dalam pendidikan Qur’ani dapat dikembangkan pula berbagai
metodelain yang seuai dengan prinsip dan tujuan pendidikan serta sifat dari
materi pendidikannya. Karena itu, konsep pendidikan Qurani bersifat terbuka dan
adaptif terhadap konsep lain yang selaras dengan prinsip-prinsip dasar ajaran
Al-qur’an tentang pendidikan salah satunya yaitu dalam Qur’an Surah Luqman ayat
1-19.
Daftar Pustaka
Ahmad Izzan, Saehuddin Tafsir
Pendidikan : konsep pendidikan berbasis Al-qur’an hal 437.
Abil fida Isma‟il bin katsir Addamasyqiy,Tafsir
Al-Qur‟anul Adhim Ibnu Katsir,
Juz 3, (Singapura:
kutanahazu pinag, tt), h. 443-444
Abu Abdullah Ahmad bin Muhamad bin Hanbal, Musnad Imam
Ahmad bin Hanbal, (Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiah, tt), Juz, 17, h. 329.
Maktabatus Syamilah
Juwariyah, Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS,
2010)hlm105[
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam
Berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail
Media Group,2008)hlm13