Senin, 11 Mei 2020

Tafsir Tarbawi



METODE DAN STRATEGI PENDIDIKAN

Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Sultan Amai Gorontalo

Abstrak :
Metode pendidikan memiliki peran yang stategis dalam mencapai tujuan pendidikan. Tanpa metode, proses pencapaian tujuan pendidikan akan terhambat bahkan tidak berhasil sama sekali. Konsep Metode pendidikan tergambar dalam peristiwa pambelajaran sebagaimana yang dijelaskan secara perinci dalam buku Ahmad Izzan, Saehudin yang berjudul Tafsir Pendidikan : Konsep Pendidikan Berbasis Al-qur’an. Pendidik atau guru harus menguasai banyak metode dalam melaksanakan kegiatan mendidik. Al-qur’an merupakan pedoman hidup, termasuk pedoman dalam penyelenggaran pendidikan. Al-qur’an disajikan dalam  berbagai bentuk metode yang sangat menarik sehingga memudahkan bagi mereka yang tertarik untuk mempelajarinya. Bagi seorang pendidik, penggunaan beberapa metode seperti metode yang termuat dalam al-qur’an merupakan sebuah keharusan.
Secara sederhana, metode dapat diartikan sebagai cara untuk menyampaikan suatu nilai tertentu dari si pembawa pesan (guru) kepada si penerima pesan (siswa/murid). metode diartikan sebagai tindakan-tindakan pendidik dalam lingkup peristiwa pendidikan untuk mempengaruhi siswa kearah pencapaian hasil belajar yang maksimal sebagaimana terangkum dalam tujuan pendidikan. Metode juga dapat disebut sebagai alat yang digunakan untuk menciptakan proses pendidikan, menumbuhkan kegiatan yang berifat edukatif, dan meningkatkan mutu pendidikan.

Kata Kunci : Metode, Strategi Pendidikan

I.     Pengantar
Beberapa istilah yang hampir sama dengan strategi pendidikan yaitu pendekatan, metode, teknik, atau taktik dalam pendidikan. Pendekatan menetapkan arah umum atau lintasan yang jelas untuk pendidikan yang mencakup komponen yang lebih tepat atau perinci.
Dapat juga dikatakan bahwa metode atau pendekatan merupakan udut pandang bagi guru, dosen, atau instruktur pengembang terhadap proses pembelajaran. Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yangg udah disuun dalam kegiatan nyata agar tujuan tersebut tercapai secara optimal. metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.

II.     Pembahasan
Dalam pendidikan islam, pengajaran agama islam mencakup pembinaan keterampilan, kognitif, dan efektif yang menyangkut pembinaan rasa iman, dan rasa beragama pada umumnya. metode pendidikan islam merupakan cara yang paling tepat yang harus dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan islam kepada anak didik. Metode merupakan cara mengolah, menyusun dan menyajikan materi pendidikan islam agar dapat diterima dan dimiliki oeleh anak didik dengan mudah. Metode pendidikan ini biasa disebut “thariqatut Tarbiyah” atau “thariqatur tahzib”.
Al-qur’an mengintroduksikan dirinya sebagai petunjuk bagi manusia dan mengandung penjelasan-penjelasan atas petunjuk itu serta garis pemisah antara yang hak dan batil. Metode pendidikan yang seyogianya diterapkan dalam pendidikan adalah metode-metode yang sesuai dengan kondisi dan situasi sarta karakter manusia itu sendiri, dan Aal-qur’an sendiri menawarkan metode itu.
Karakteristik pokok dari metode Qurani terletak pada keutuhannya sebagaimana karakteristik manusia sebagai makhlik tuhan yang utuh. sebagai ciri khusus dalam metode Qurani adalah penyajiannya dapat menyentuh berbagai aspek kepribadian anak didik, dimana pesan nilai disajikan melalui beberapa bentuk penyajian yang dapat menyentuh berbagai ranah (domain) peserta didik.
Dalam pendidikan Qur’ani dapat dikembangkan pula berbagai metodelain yang seuai dengan prinsip dan tujuan pendidikan serta sifat dari materi pendidikannya. Karena itu, konsep pendidikan Qurani bersifat terbuka dan adaptif terhadap konsep lain yang selaras dengan prinsip-prinsip dasar ajaran Al-qur’an tentang pendidikan salah satunya yaitu dalam Qur’an Surah Luqman ayat 1-19.  



a.    Ayat dan Terjemahan
  • الٓمّٓ
1.        Alif Lam Mim
  • تِلۡكَ اٰيٰتُ الۡكِتٰبِ الۡحَكِيۡمِۙ‏
2.        Inilah ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung hikmah
  • هُدًى وَّرَحۡمَةً لِّلۡمُحۡسِنِيۡنَۙ
3.        sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan,
  • الَّذِيۡنَ يُقِيۡمُوۡنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤۡتُوۡنَ الزَّكٰوةَ وَهُمۡ بِالۡاٰخِرَةِ هُمۡ يُوۡقِنُوۡنَؕ
4.        (yaitu) orang-orang yang melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan mereka meyakini adanya akhirat.
  • اُولٰٓٮِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنۡ رَّبِّهِمۡ‌ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ
5.        Merekalah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
  • وَمِنَ النَّاسِ مَنۡ يَّشۡتَرِىۡ لَهۡوَ الۡحَدِيۡثِ لِيُضِلَّ عَنۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ بِغَيۡرِ عِلۡمٍ‌ۖ وَّيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ‌ؕ اُولٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عَذَابٌ مُّهِيۡنٌ
6.        Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.
  • وَاِذَا تُتۡلٰى عَلَيۡهِ اٰيٰتُنَا وَلّٰى مُسۡتَكۡبِرًا كَاَنۡ لَّمۡ يَسۡمَعۡهَا كَاَنَّ فِىۡۤ اُذُنَيۡهِ وَقۡرًا‌ۚ فَبَشِّرۡهُ بِعَذَابٍ اَلِيۡمٍ
7.        Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya, maka gembirakanlah dia dengan azab yang pedih.
  • اِنَّ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا وَعَمِلُوۡا الصّٰلِحٰتِ لَهُمۡ جَنّٰتُ النَّعِيۡمِۙ
8.        Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka akan mendapat surga-surga yang penuh kenikmatan,
  • خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَا ؕ وَعۡدَ اللّٰهِ حَقًّا ‌ؕ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ
9.         mereka kekal di dalamnya, sebagai janji Allah yang benar. Dan Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana.
  • خَلَقَ السَّمٰوٰتِ بِغَيۡرِ عَمَدٍ تَرَوۡنَهَا‌ وَاَ لۡقٰى فِى الۡاَرۡضِ رَوَاسِىَ اَنۡ تَمِيۡدَ بِكُمۡ وَبَثَّ فِيۡهَا مِنۡ كُلِّ دَآ بَّةٍ‌ ؕ وَاَنۡزَلۡنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَنۡۢبَتۡنَا فِيۡهَا مِنۡ كُلِّ زَوۡجٍ كَرِيۡمٍ
10.    Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.
  • هٰذَا خَلۡقُ اللّٰهِ فَاَرُوۡنِىۡ مَاذَا خَلَقَ الَّذِيۡنَ مِنۡ دُوۡنِهٖ‌ؕ بَلِ الظّٰلِمُوۡنَ فِىۡ ضَلٰلٍ مُّبِيۡنٍ
11.    Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh (sesembahanmu) selain Allah. Sebenarnya orang-orang yang zhalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.
  • وَلَقَدۡ اٰتَيۡنَا لُقۡمٰنَ الۡحِكۡمَةَ اَنِ اشۡكُرۡ لِلّٰهِ‌ؕ وَمَنۡ يَّشۡكُرۡ فَاِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهٖ‌ۚ وَمَنۡ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِىٌّ حَمِيۡدٌ‏
12.     Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, ”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.”
  • وَاِذۡ قَالَ لُقۡمٰنُ لِا بۡنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَىَّ لَا تُشۡرِكۡ بِاللّٰهِ ‌ؕاِنَّ الشِّرۡكَ لَـظُلۡمٌ عَظِيۡمٌ
13.    Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.”
  • وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسٰنَ بِوَالِدَيۡهِ‌ۚ حَمَلَتۡهُ اُمُّهٗ وَهۡنًا عَلٰى وَهۡنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِىۡ عَامَيۡنِ اَنِ اشۡكُرۡ لِىۡ وَلِـوَالِدَيۡكَؕ اِلَىَّ الۡمَصِيۡرُ
14.    Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
  • وَاِنۡ ۙ فَلَاجَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنۡ تُشۡرِكَ بِىۡ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهٖ عِلۡمٌ تُطِعۡهُمَا‌ وَصَاحِبۡهُمَا فِى الدُّنۡيَا مَعۡرُوۡفًا‌ۖ وَّاتَّبِعۡ سَبِيۡلَ مَنۡ اَنَابَ اِلَىَّ ‌ۚ ثُمَّ اِلَىَّ مَرۡجِعُكُمۡ فَاُنَبِّئُكُمۡ بِمَا كُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ
15.    Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
  • يٰبُنَىَّ اِنَّهَاۤ اِنۡ تَكُ مِثۡقَالَ حَبَّةٍ مِّنۡ خَرۡدَلٍ فَتَكُنۡ فِىۡ صَخۡرَةٍ اَوۡ فِى السَّمٰوٰتِ اَوۡ فِى الۡاَرۡضِ يَاۡتِ بِهَا اللّٰهُ ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَطِيۡفٌ خَبِيۡرٌ
16.    (Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti.
  • يٰبُنَىَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَاۡمُرۡ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَانۡهَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَاصۡبِرۡ عَلٰى مَاۤ اَصَابَكَ‌ؕ اِنَّ ذٰلِكَ مِنۡ عَزۡمِ الۡاُمُوۡرِ‌ۚ
17.    Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.
  • وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍۚ
18.    Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.
  • وَاقۡصِدۡ فِىۡ مَشۡيِكَ وَاغۡضُضۡ مِنۡ صَوۡتِكَ‌ؕ اِنَّ اَنۡكَرَ الۡاَصۡوَاتِ لَصَوۡتُ الۡحَمِيۡرِ
19.    Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

b.   Analisis Mufradat                                          
لقمان : Seorang tukang kayu berkulit hitam الحكمة   : Kebijakan dan kecerdiakan العظة  : mengingatkan dengan cara baik الوهن : lemah الفصال : menyapih الاصعر : memalingkan mata karena sombong مرحا : gembira yang diberangi rasa sombong   المختل: orang yang bersikap angkuh dalam perjalanan   الفخور : orang yang membanggakan harta dan kedudukan   اقصد: bersikap sederhana اغضض : rendahkanlah dan kurangilah انكرالاصوات : suara yang paling buruk.

c.    Asbab Nuzul
Surat Luqman adalah surat yang turun sebelum Nabi Muhammad saw berhijrah ke Madinah.Menurut mayoritas ulama‟ semua ayat-ayatnya Makkiyah. Penamaan surat ini sangat wajar karenanama dan nasehat beliau yang sangat menyentuh diuraikan disini, dan hanya disebut dalam surat ini.Tema utamanya adalah ajakan kepada Tauhid dan kepercayaan akan keniscayaan kiamat serta pelaksanaan prinsip-prinsip dasar agama. Al-Biqa‟i berpendapat bahwa tujuan utama surat ini adalah membuktikan betapa kitab Al-Qur‟an mengandung hikmah yang sangat dalam, yang mengantar kepada kesimpulan bahwa yang menurunkannya adalah Dia (Allah) yang maha bijaksana dalam firman-Nya. Dia memberi petunjuk untuk orang-orang yang bertaqwa.Surat ini terdiri dari 33 ayat menurut ulama‟ Mekkah dan Madinah, dan34menurut ulama‟ Syam, Kufah dan Bashrah.
`      Asbabun Nuzul ayat 13 adalah ketika ayat ke-82 dari surat Al-An‟am diturunkan, para sahabat merasa keberatan. Kemudian mereka datang menghadap Rasulullah saw seraya berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah di antara kami yang dapat membersihkan keimanannya dari perbuatan zalim?”Jawab beliau: “ Bukan begitu. Bukankah kau telah mendengar wasiat Luqman Hakim kepada anaknya: Hai anakku, janganlah kau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar. Sa‟ad bin Malik seorang lelaki yang sangat taat dan menghormati ibunya. Ketika ia memelukislam, ibunya berkata: “Wahai Sa‟ad mengapa kamu tega meninggalkan agamamu yang lama, memeluk agama yang baru. Wahai anakku, pilihlah salah satu kau kembali memeluk agama yang lama atau aku tidak makan dan minum sampai mati.” MakaSa‟ad kebingungan, bahkan ia dikatakan tega membunuh ibunya. Maka Sa‟ad berkata: “ Wahai ibu, jangan kau lakukan yang demikian, aku memeluk agama baru tidak akan mendatangkan madharat, dan aku tidak akan meninggalkannya”. Maka Umi Sa‟ad pun nekad tidak makan sampai tiga hari tiga malam. Sa‟ad berkata: “Wahai ibu, seandainya kau memilikiseribu jiwa kemudian satu per satu meninggal, tetap aku tidak akan meninggalkan baruku (islam). karean itu terserah ibu mau makan atau tidak”. Maka ibu itupun makan.Sehubungan dengan itu, maka Allah swt menurunkan ayat ke-15 sebagai ketegasan bahwa kaum muslimin wajib taat dan tunduk kepada perintah orang tua sepanjang bukan yang bertentangan dengan perintah-perintah Allah SWT.
d.   Hadits Terkait
عَنْ أَبِيْ مُوْسَى قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِي بَعْضِ اَمْرِهِ قَالَ بَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُا  (رواه مسلم)
Dari Abu Burdah dari Abu Musa, ia berkata Rasulullah SAW ketika mengutus salah seorang sahabat di dalam sebagian perintahnya Rasulullah SAW bersabda berilah mereka kabar gembira dan janganlah mereka dibuat lari dan permudahkanlah manusia dalam soal-soal agama dan janganlah mempersukar mereka (HR. Imam Muslim)
حَدَّثَنَا عَبْدَةُ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا ثُمَامَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا سَلَّمَ سَلَّمَ ثَلَاثًا وَإِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا (رواه البخارى)
 Telah menceritakan kepada kami Abdah berkata, Telah menceritakan kepada kami Abdushshamad berkata, Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al Mutsanna berkata; Tsumamah bin Abdullah telah menceritakan kepada kami dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila memberi salam, diucapkannya tiga kali dan bila berbicara dengan satu kalimat diulangnya tiga kali.  (HR. Imam Bukhori)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَافِلُ اليَتِيْمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الجَنَّةِ وَأَشَارَ مَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah r.a , Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : orang yang menanggung hidup anak yatim atau yang lainnya, maka saya ( Nabi) dan dia seperti ini di dalam syurga dan Imam Malik mengisyaratkan seperti jari telenjuk dan tengah (HR. Imam Muslim)

e.    Pendapat Ulama/Ahli
Menurut pendapat Ghazali, pekerjaan mengajar adalah termasuk karya yang amat mulia dari seluruh pekerjaan yang dapat dilakukan oleh manusia. Pandangan Ghazali terhadap karya mengajar ini dimasanya, memang amat berpengaruh sekali kepada para pengajar dan amat merangsang kepada para mubaligh. Sebenarnya pandangan Ghazali itu melahirkan kegotong-royongan dalam dunia mengajar dan memberi pelajaran tanpa memikirkan materi, gaji dan honor. Tetapi dewasa ini para Ulama dan para Mubaligh amat memperhitungkan materi dan honor dari pekerjaan-pekerajaan mengajar dan bertabligh. Bukan di Indonesia saja, bahkan di seluruh dunia Islam sebagaimana yang kita ketahui sendiri. Bukankah amat bertentangan dengan ajaran Ghazali, bila untuk menjadi Khatib dan Imam di hari-hari Jum’at, kita diberi dan menerima honor dan sedekah pula.
Ghazali menyimpulkan, tujuan pendidikan yan terakhir dalam kata yang amat simpel dan terang sekali serta mudah di pahami, yaitu: “Keutamaan dan pendekatan diri kepada Allah.” Biarpun beraneka ragam ilmu yang dipelajari, biarpun beragam pula metode yang dituruti dan biarpun bertahun-tahun belajar, namun tujuan itu tetap diletakkan di mata dan disematkan di hati. Bila tujuan itu tidak tercapai dan tak dapat diujudkan oleh sang guru dan pelajar, maka Ghazali menghukum pendidikan itu gagal total.
Ibnu Chaldun berpendapat, dalam mempelajari satu ilmu, agar dibagi kepada tiga tahap sebagai berikut:
Tahap pertama:
Tahap ini dinamakan tahap permulaan. Di tahap ini ilmu diberikan secara sederhana, belum terurai. Kepada pelajar diajarkan masalah-masalah yang dianggap induk dan asal dari tiap-tiap bab. Demikianlah sampai ke akhir ilmu tersebut. Tahap ini dewasa ini sama dengan tingkat Sekolah Dasar, tingkat sekolah-sekolah rendah atau SD.
Tahap kedua
Guru-guru ditahap kedua ini mengulang kembali pelajaran dari awal bab. Pelajaran lebih ditingkatkan dari tahap pertama. Uraian diperluas dan diperinci. Sedang perbedaan pendapat mulai disinggung. Demikianlah dituruti sistem itu sampai tamat pula ilmu tersebut. Dan di tahap ini tentu pelajar telah memiliki ilmu itu. Menurut pendapat kita tahap kedua ini sama dengan sekolah menengah pertama dan atas.
f.     Kandungan Makna
Anak adalah pemberian Allah Swt yang patut dijaga, dipelihara, dibimbing, dididik dan juga harus dikembangkan segala potensinya sesuai dengan fitrahnya. Disisi lain, anak adalah generasi penerus ummat. Islam telah mencatat sejarah pendidikan di dalam kehidupan, bahwa betapa besar peran generasi penerus terhadap keberhasilan suatu Bangsa. Pendidikan terhadap anak telah mendapatkan tempat paling utama. Karena pendidikan adalah faktor yang sangat penting terhadap perubahan sebuah peradaban, sehingga pendidikan tidak bisa pisahkan dari kehidupan. Dengan melalui pendidikan dengan tujuan yang jelas dan terarah, maka akan membawa perubahan peradaban suatu bangsa dapat terealisasikan. Penelitian ini termasuk penelitian tafsir tarbawi yang mengkaji isi kandungan Ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam perspektif pendidikan, maka penelitian ini tergolong penelitian kualitatif, yaitu data-data yang diperoleh dari Al-Qur’an, Tafsir dan Hadist. Analisis surah lukman ayat 13-18 menghasilkan beberapa pendidikan anak dilingkungan keluarga, diantaranya Tanggung Jawab Pembinaan Tauhid Pada Anak, Tanggung Jawab Pembinaan Akhlak Pada Anak, Tanggung Jawab Pembinaan Sikap Pada Anak, Tanggung Jawab Pembinaan Sosial Anak, tanggung Jawab Pembinaan Sholat Pada Anak. Hasil dari analisis penelitian ini semoga menjadi pedoman bagi peneliti dan semua pembaca pada umumnya. Semoga dari hasil analisis penelitian ini dapat memberikan pendidikan yang baik dan benar sesuai dengan fitrah anak.
g.    Pesan- Pesan Pendidikan
Anak adalah aset terbesar bagi setiap orang tua.  islami mengatakan, Anak yang shaleh dan shalehah nantinya akan selalu mendoakan orang tua ketika telah tiada. Oleh karena itu, wajib hukumnya bagi setiap orang tua untuk membimbing anak dengan sepenuh hati agar bisa menjalani kehidupan dengan lebih baik. Mengasuh dan mendidik anak menjadi tantangan tersendiri bagi setiap orang tua. Kata bijak islami dapat digunakan sebagai contoh yang baik untuk Anda dalam mendidik anak. Pasangan suami istri harus bekerja sama dengan baik untuk mendapatkan kebahagiaan rumah tangga yang sempurna, dengan anak yang berbakti dan berpendidikan. Tanggung jawab yang begitu besar untuk membuat anak kelak menjadi seseorang yang berguna bagi nusa dan bangsa.
“Amalan yang paling baik adalah yang mampu mendekatkan seseorang kepada Allah adalah berbakti kepada Ibu”. Ibnu Abbas Sahabat Nabi Mendidik anak untuk senantiasa berbakti kepada Ibu dan Bapak adalah salah satu hal penting yang harus ditanamkan dari kecil. Bagaimanapun juga, anak harus paham bahwa sudah menjadi kewajiban bagi mereka untuk berbakti kepada Ibu dan Bapaknya. Agar anak dapat menghargai dan menghormati Ibu dan Bapaknya, Anda bisa mengajarkan sikap sopan dan taat sedari kecil. Mengajarkan tidak hanya sekedar memberitahu, namun dengan mencontohkannya untuk melakukan sikap-sikap yang baik dan sopan. Anak adalah peniru yang ulung.
III.          Kesimpulan
Karakteristik pokok dari metode Qurani terletak pada keutuhannya sebagaimana karakteristik manusia sebagai makhlik tuhan yang utuh. sebagai ciri khusus dalam metode Qurani adalah penyajiannya dapat menyentuh berbagai aspek kepribadian anak didik, dimana pesan nilai disajikan melalui beberapa bentuk penyajian yang dapat menyentuh berbagai ranah (domain) peserta didik.
Dalam pendidikan Qur’ani dapat dikembangkan pula berbagai metodelain yang seuai dengan prinsip dan tujuan pendidikan serta sifat dari materi pendidikannya. Karena itu, konsep pendidikan Qurani bersifat terbuka dan adaptif terhadap konsep lain yang selaras dengan prinsip-prinsip dasar ajaran Al-qur’an tentang pendidikan salah satunya yaitu dalam Qur’an Surah Luqman ayat 1-19. 

Daftar Pustaka

Ahmad Izzan, Saehuddin Tafsir Pendidikan : konsep pendidikan berbasis Al-qur’an hal 437.
Abil fida Isma‟il bin katsir Addamasyqiy,Tafsir Al-Qur‟anul Adhim Ibnu Katsir,
Juz 3, (Singapura: kutanahazu pinag, tt), h. 443-444
Abu Abdullah Ahmad bin Muhamad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, (Beirut:
 Dar al-Kutub al-Ilmiah, tt), Juz, 17, h. 329. Maktabatus Syamilah
Juwariyah, Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS, 2010)hlm105[
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail
Media Group,2008)hlm13