Rabu, 12 Agustus 2020

ARTIKEL QAWAID (APRIANA- PBA 2C)

 

Analisis Perbedaan Penulisan antara Kaidah (Man Syartiyah dan Man Istifhamiyah) dalam Pembelajaran Qaiwaid al-Imla’

 

Oleh : Apriana (aprianapettasolong@gmail.com)

Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Sultan Amai  Gorontalo

 

Abstrak :

            Pada umumnya banyak orang islam menyangka, bahasa Arab itu disamakan dengan Nahwu Sharaf, lalu m ereka membayangkan, kalau begitu belajar bahasa Arab itu sukar, sulit dan memusingkan otak/saraf.

            Kesan, bahasa Arab itu sukar, sulit dan memusingkan kepala adalah banyak disebabkan dari kesalahan metode dalam mengajar. Sistem dan metode mengajar lama, terlalu menitikberatkan dan mengutamakan nahwu sharaf daripada Ta’bir (percakapan), Muthala’ah (membaca) dan Imla’ (menulis). Sehingga seolah-olah menyamakan bahasa Arab itu dengan nahwu sharaf itu sendiri. Dalam arti kata, jika seseorang telah mengetahui tata bahasa Arab, dengan sendirinya menguasai bahasa Arab. Padahal nahwu sharaf itu baru merupakan satu bagian dari bahasa Arab, yang tidak mesti dianggap sulit, apalagi ditakuti. Prinsip mengajarkan bahasa Arab hendaknya tidak menyulitkan. Akan tetapi buatlah anak-anak senang berbahasa Arab, jangan menyulitkan mereka.

            “Mudahkanlah, dan jangan sulitkan mereka”

Kalau dalam bahasa Indonesia Qawa’id/nahwu sharaf itu searti dengan “Tata Bahasa”, dan “Grammar” dalam bahasa Inggris.

 

Kata Kunci : Analisis Perbedaan Penulisan antara Kaidah (Man Istifhamiyah dan Man

                        Syartiyah) dalam Pembelajaran Qaiwaid al-Imla’

 

 

 

I.    Pengantar

       dalam menganalisis dapat diperhatikan tata cara atau kaidah pada suatu konteks yang diteliti secara detail serta teknik dalam melakukan penelitian untuk membuat inferensi yang apat direplikasi (ditiru) dan sahih datanya.

II.    Pembahasan

A.       Man Syarthiyyah

            adalah isim syarat yang menjazimkan, yang butuh dua fi'il yg kemudian dijazimkan, atau keduanya mempunyai bermahal jazm (jk fi'ilnya madhi), serta "Man" tsb mabni sukun.

·      Mahal "Man Syartiyyah"

1)   rafa' sbg mubtada': yaitu ketika fi'il syaratnya naaqis, atau lazim, atau muta'adi yg telah tercukupi maf'ulnya

                                          a.     contoh yang fi'il syaratnya naaqis:

مَنْ يكُنْ صَاحبَ حَقِّ لا يَتَنَازَلْ عَنْ حَقِّهِ

man yakun shohiba haqqin laa yatanaazal 'an haqqihi

"Barang siapa yang memilih hak, maka janganlah menyerah dari haknya"

                        Man: isim syarat yg menjazikan, mahal rafa' sbg mubtada'

                        Yakun: fi'il mudhori' naaqis, dijazimkan oleh man yg alamatnya sukun,

                        dan isimnya dibuang yang taqdiranya "huwa"

                        Shohiba : mansub dengan fathah sbg khobarnya yakun, ia adl mudhof

                        Haqqin : mudhof ilaih, majrur dg kasroh

                        Laa : huruf naahi yang menjazimkan

                        yatanaazal : fi'il mudhori yg dijazimkan oleh "laa" yang alamatnya

                        sukun, dan failnya dibuang, taqdiranya "huwa"'An : huruf jar

                        Haqqi : majrur oleh 'an, alamatnya adl kasroh, dan ia adalah mudhof

                        ha : isim dhomir mabni kasroh,mudhof ilaih, mahal jar

                        Jumlah Yakun : sbg syarat dan sbg khobar, mahal rafa'

                        Jumlah Laa yatanaazal : mahal jazm sbg jawab syarat

                                          b.     contoh yg syaratnya fi'il lazim

مَنْ صَبَرَ نَالَ

man shobaro naala

"barangsiapa bersabar, maka akan mendapatkan"

                        man : isim syarat yg menjazimkan, mahal rafa' sbg mubtada, mabni

                        sukun

                        shobaro : fi'il madhi, mabni fathah, mahal jazm sbg fi'il syarat, failnya

                        tersimpan yg taqdiranya "huwa"

                        naala : fi'il madhi, mabni fathah, mahal jazm sbg fi'il jawab, failnya

                        tersimpan yg taqdiranya "huwa"

                        jumlah shobao: mahal rafa' sbg khobar

                                          c.     yang fi'il syaratnya muta'adi yg tercukupi maf'ulnya

مَنْ يَعْْمَلْ سُوْاءً يُجْزَ بِهِ

man ya'mal suu-an, yujza bihi

                        "barangsiapa melakukan kejelekan, maka akan dibalas sebab kejelekan tsb"

                        man: isim syarat yg menjazimkan, mabni sukun, mahal rafa'                                     sbgmubtada'

                        ya'mal : fi'il mudhori', dibaca jazm sbg fi'il syarat, failnya tersimpan,

                        taqdiranya "huwa" yg kembalinya ke "man"

                        suu-an : maf'ul bih, dibaca nasab dg tanda fathah

                        yujza: fi'il mudhori, dibaca jazm dg tanda membuang huruf 'ilat (alif),

                        yang merupakan jawab syarat

                        ba': huruf jar mabni kasroh

                        ha : isim dhomir, mabni kasroh, mahal jar

                        jar-majrur (bihi), terkait (ta'aluqnya) dg yujza.

                        khobar "man" pada contoh di atas ada tiga pendapat: (i) pd jawabnya (ii)                pada syaratnya (iii) pada dua-duanya secara bersamaan

2)   nasab sbg maf'ul bih

Hal ini ketika setelahnya adl fi'il muta'adi yg belum tercukupi maf'ulnya

مَنْ تُكَافِئْ أكَافِئْهُ

man tukaafi', ukaafi'hu

"siapapun orang yang kau hargai, aku akan menghargainya"

                        man : isim syarat yg menjazimkan, mabni sukun, tidak bermahal

                        tukaafi' : fi'il mudhori, dijazamkan oleh "man" sbg fi'il syarat, tandanya

                        sukun, fai'ilnya adalah dhomir yang tersimpan, taqdirannya "anta"

                        ukaafi' : fi'il mudhori, dijazimkan oleh "man" sbg fi'il jawab, tandanya

                        sukun, dan failnya dhomir yg tersimpan taqdiranya "anaa"

                        ha : dhomir muttasil, mabni dhommah, mahal nasab, yg kembalinya ke

                        "man"

3)   jar dg harf jar

yaitu ketika didahului oleh huruf jar,

على مَنْْ تُسَلّمْ أُسَلِّمْ                      

'alaa man tusallim, usallim

                        siapapun yang kau hormati (beri salam), maka aku juga akan menghormati (menyalami)

4)   Jar sbg mudhof ilaih

Yaitu ketika didahului oleh isim nakiroh yg butuh untuk dima'rifatkan

كِتَابَ مَنْ تقرأ أقرأ

kitaaba man taqro', aqro'

B.       Man Istifhamiyyah

yaitu isim istifham yg digunakan untuk menanyakan sesuatu yang berakal

"Man ini" mabni sukun dan mahalnya adalah:

1)        Rafa' sbg mubtada': yaitu ketika:

a.        setelahnya adalah fi'il lazim

من ضحِكَ ؟

man dhzohika?

siapakah yang tertawa

                        man: isim istifham, mabni sukun, mahalnya rafa' sbg mubtada'

                        dhzohika: fi'il madhzi,mabni fathah, failnya dhomir yg tersimpan

                        taqdiranya "huwa" yg kembali ke "man". jumlah dhohika mahalnya rafa'

                        sbg khobarnya "man"

b.    setelahnya berupa fi'il muta'adi yang maf'ulnya telah terpenuhi

من كافأك

man kaafa-aka

siapakah yang menghadiahi kamu?

                        man : isim istifham, mabni sukun mahal rafa' sbg mubtada

                        kaafa-a : fi'il madhzi mabni fathah, fa'ilnya tersimpan yg taqdiranya

                        "huwa" serta kembalinya ke "man"

                        kaf : dhommir muttasil mabni fathah, mahal nasab sbg maf'ul bih.

c.    setelahnya berupa isim (yang ditanyakan)

من القادم؟

man alqoodimu?

siapakah yang datang?

                        man: isim istifham, mabni sukun, mahal rafa' sbg mubtadaal qoodimu:                    dibaca rafa' sbg khobar, tandanya dhommah (isim mufrod)

d.      setelahnya berupa jumlah ismiyah

من هو معلِّمُكم؟

man huwa muallimukum?

siapakah yang mjd guru kalian?

                        man : isim istifham, mabni sukun, mahal rafa' sbg mubtada' dan

                        khobarnya adalah jumlah " huwa mu'allimukum"

                        huwa: dhomir munfasil (kembalinya ke man), mabni fathah, mahal rafa'                  sbg mubtada'

                        mu'allimu: dibaca rafa' sbg khobarnya "huwa", ia adalh mudhof

                        kum: dhommir muttasil, mabni sukun, mahal jar sbg mudhof ilaih.

e.    setelahnya adl sibh jumlah (dhorof atau jar majrur)

من فى الملعب؟

man fii al mal'ab

siapakah yang berada di tempat bermain?

<i'rob sudah jelas>

 

f.     setelahnya berupa fi'il naaqis

من كان يضحك؟

man kaana yadhzhaku?

siapakah yang tertawa?

<i'rob sudah jelas>

2)        Nasab sebagi maf'ul bih

Yaitu ketika setelahnya berupa fi'il muta'adi yang belum tercukupi maf'ulnya

من تُحِبُّ؟

man tuhibbu?

siapakah yang kau suka?

<i'rob sudah jelas>

 

3)        Jar dg huruf jar

yaitu ketika didahului huruf jar

منْ اِسْتَعَنْتَ على بناءِ بيتِكَ؟

man ista'anta 'ala bannaai baitika?

siapakah yang kau mintai tolond untuk membangun rumahmu?

<i'rob sudah jelas>

4)        jar sbg mudhof ilaih

yaitu ketika didahului isim nakiroh yang butuh untuk dima'rifatkan

كتَابَ منْ قرأتَ؟

kitaaba man qoro'ta?

buku siapakah yang kau baca?

<i'rob sudah jelas>

III.    Kesimpulan

      Man syartiyyah adalah isim syarat yang menjazimkan, yang butuh dua fi'il yg kemudian dijazimkan, atau keduanya mempunyai bermahal jazm (jk fi'ilnya madhi), serta "Man" tsb mabni sukun.

yaitu isim istifham yg digunakan untuk menanyakan sesuatu yang berakal.


 

Daftar Pustaka

metodologi pembelajaran bahasa Arab oleh Drs H. Ahmad Izzan, M. Ag hal : 128